Bunga Edelweis

Mengenal Edelweiss, Bunga Abadi

Bagi para pendaki gunung tentunya tidak asing dengan bunga ini. Bunga edelweiss, dijuluki pula bunga Abadi, memiliki ciri khas bentuk serta keunikan sendiri dan membuat keindahan eksotika pegunungan semakin bertambah.

Namun sudah tahukah Anda beberapa fakta mengenai bunga abadi satu ini? Jika belum tenang saja, pada pembahasan kali ini akan dibahas secara kupas tuntas mengenai bunga edelweiss.

Ditemukannya Bunga Edelweiss

Bunga edelweiss ini ditemukan pertama kali oleh naturalis dari Jerman bernama Georg Calr R. Pada tahun 1819 di Gunung Gede, Jawa barat. Kemudian mulai diteliti oleh ilmuwan jerman lainnya dan akhirnya menjadi eksis sampai saat ini. Jadi keberadaan bunga ini sudah ada di Indonesia sejak lebih dari 200 tahun yang lalu.

Bunga Edelweis

Mengapa Disebut Bunga Abadi?

Banyak yang menyematkan gelar bunga abadi pada Edelweiss, ternyata itu tidak hanya omong kosong. Bunga ini disebut dengan bunga abadi karena dapat bertahan hidup dan bertumbuh selama 10 tahun. Waktu yang sangat lama bukan?

Hal ini karena bunga edelweiss memiliki hormon yang bisa mencegah kerontokan bunga, yaitu homo etilen. Jadi tentunya bunga ini bisa tahan lama dan pantas menyandang gelar bunga abadi.

Lokasi Tumbuh Bunga Abadi

Bunga Edelweiss bisa ditemukan tumbuh di berbagai pegunungan yang ada di Indonesia. Mulai dari Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Gunung Papandayan, Gunung Merbabu, dan lain sebagainya.

Selain itu, ternyata Anda bisa menemukan bunga edelweiss di luar negeri. Seperti di Austria. Namun ternyata jenis spesiesnya berbeda. Jika di Indonesia adalah spesies bunga Anaphalis Javanica, spesies yang diluar negeri disebut Leontopodium Alpinum.

Di pegunungan, Bunga Edelweiss biasanya tumbuh di ketinggian 2000 mdpl ke atas. Hal ini pun tergantung pada kelembaban serta suhu udara dari ketinggian tersebut. Bahkan di Gunung Leuser, bunga ini baru bisa dijumpai pada ketinggian sekitar 2891 mdpl.

Baca juga: https://www.lampung.aliciaflorist.com/

Tumbuhnya Bunga Abadi

Anda bisa melihat pesona mekarnya bunga abadi ini dari bulan april sampai agustus di setiap tahunnya. Kelopak bunganya berwarna putih dengan bentuk yang kecil. Batangnya setinggi 1 meter, dan bahkan ada yang sampai berukuran 8 meter.

Bunga Edelweiss dapat bertahan dalam keadaan tanah yang kering dan tandus. Hal ini karena tanaman ini mampu membentuk mikoriza yang dapat memperluas jangkauan akarnya. Jadi bisa lebih banyak menyerap zat hara.

Tidak Boleh Dipetik, Cukup Dilihat

Meskipun memiliki julukan bunga abadi, Edelweiss sekarang tidak boleh dipetik. Anda hanya boleh melihatnya serta memfotonya sebagai salah satu keindahan yang ada di pegunungan. Hal ini karena keberadaannya di alam bebas sekarang mulai punah karena banyak diambil oleh para pendaki gunung.

Bahkan terdapat berbagai Undang-Undang untuk melindungi keberadaan dari bunga edelweiss ini, yaitu Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 pasal 33 ayat (1) dan (2) mengenai konservasi sumber daya hayati.

Jika Anda kedapatan memetik Bunga Edelweiss di alam bebas, maka siap-siap akan mendapat hukuman penjara mulai dari satu sampai lima tahun. Selain itu, akan terdapat denda sebesar Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah).

Tapi Tetap Bisa Dimiliki Oleh Para Pendaki Gunung

Sebagai pecinta gunung, jangan kecewa terlebih dahulu. Anda tetap bisa memiliki bunga edelweiss sebagai kenang-kenangan dari mendaki gunung. Anda bisa membelinya di berbagai toko bunga di daerah pegunungan tersebut.

Biasanya yang diperjual belikan adalah bunga edelweiss hasil budidaya wilayah tersebut. Jadi jangan khawatir, Anda tidak akan terkena pidana dari membeli bunga edelweiss hasil membeli dari para penjual secara legal.